Misteri Batu Raksasa Di Tol Cipali

Sebuah tanjakan diikuti tikungan ke kiri mengakhiri jalanan lurus sepanjang sekitar 90 km dari pintu tol Cikopo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Tanjakan itu diapit tebing sepanjang kurang lebih 300 meter.
Pada tebing sisi selatan, bertengger sebuah batu raksasa. Mayoritas warga setempat menganggap batu tersebut keramat dan tak bisa diutak-atik. Hal itu pula yang menyebabkan konstruksi jalan tol di wilayah tersebut dibuat berbelok-belok, mirip aksara S.
"Gunung yang tinggi bisa dibelah untuk jalan tol, tapi batu itu tidak bisa," ujar Romli (55), warga di pinggir Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Kamis (25/6).
Di Jalan Tol Cipali, bentuk jalan yang menikung dan membelah bukit hanya ada di Km 181-182. Lokasi tersebut masuk wilayah Desa Walahar, Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Secara turun temurun, warga Walahar menyebut bukit itu sebagai Gunung Salam. Sedangkan batu yang bertengger di punggung bukit dinamai Batu Bleneng.
Romli yang tinggal di kaki Gunung Salam percaya, Batu Bleneng memiliki kekuatan gaib sehingga batu seukuran bus kota itu tidak bisa dipindahkan maupun dihancurkan.
Menurut Romli, lantaran Batu Bleneng bergeming, konstruksi jalan diubah, dari lurus 180 derajat menjadi letter S.
Romli mengatakan pekerja proyek jalan tol telah mencoba memindahkan dan menghancurkan Batu Bleneng menggunakan alat-alat berat.
Namun upaya tersebut selalu gagal. Kabarnya, setiap kali pekerja hendak memindahkan batu, maka terjadi insiden atau kecelakaan kerja.
Ketika menelusuri jalan setapak di punggung Gunung Salam, Penulis mendapati sekitar 10 makam di dekat Batu Bleneng.
Selain itu juga terdapat sebuah saung atau gubuk yang menempel pada Batu Bleneng. Namun saung tersebut tidak terlihat dari jalan tol karena tersembunyi di balik batu.
Bagi pelintas Jalan Tol Cipali dari Cirebon ke Jakarta, Batu Bleneng terdapat di sisi kiri sedangkan pelintas dari Jakarta, batu itu ada di sisi kanan.
Akibat pemotongan Gunung Salam, Batu Bleneng kini berada di bibir tebing sisi selatan. Terkesan bahwa area terluar pemotongan kurang dari 10 meter dari Batu Bleneng.
Pemotongan Gunung Salam menciptakan tebing yang mengapit jalan tol. Kedua tebing itu telah disemen sehingga menutup kemungkinan guguran batu dan tanah ke badan jalan. Panjang masing-masing tebing sekitar 300 meter sedangkan puncak tebing tingginya sekitar 40 meter.
Haryanto, warga Walahar, tak percaya Batu Bleneng memiliki kekuatan gaib. Menurutnya, Batu Bleneng adalah batu gunung biasa yang kebetulan berukuran sangat besar. Secara kebetulan pula, batu itu terletak di dekat sekumpulan makam.
"Kalau saya tidak percaya, itu hanya kebetulan saja," katanya. Tentang alasan jalan tol di kawasan itu berbentuk letter S, Haryanto mengatakan bahwa hal itu terjadi karena tidak adanya kesepakatan harga antara pemilik lahan dan panitia pembebasan tanah.
Saat yang sama, pemilik lahan di lokasi alternatif bersedia menerima harga yang ditawarkan panitia pembebasan lahan. Maka konstruksi jalan pun berbelok mengikuti letak lahan yang bisa dibebaskan.
Namun penjelasan Romli maupun Haryanto belum bisa dikonfirmasikan ke pihak-pihak yang terlibat pembebasan tanah dan pembangunan Jalan Tol Cipali di wilayah Walahar.
Kecelakaan
Jalan Tol Cipali yang diresmikan Presiden Joko Widodo 13 Juni lalu, bakal mengubah pola arus mudik dari Sumatera dan bagian barat Jawa ke Jawa bagian tengah maupun timur.
Pemudik tahun ini diperkirakan bakal meninggalkan jalur pantai utara (pantura) yang pada tahun-tahun lalu didera kemacetan hingga belasan jam.
Sejumlah pengendara telah membuktikan, perjalanan Jakarta Cirebon lewat Jalan Tol Cipali hanya membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam.
Sementara bila lewat pantura, Jakarta-Cirebon harus ditempuh dalam tempo sekitar 5-6 jam. Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Djoko Sasono memperkirakan, jalan tol sepanjang 116,7 km tersebut dapat menurunkan beban kendaraan di jalur pantura sekitar 40 persen.
Kritik keras atas pengoperasian Jalan Tol Cipali adalah tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Polda Jawa Barat mencatat, sejak diresmikan Jokowi hingga 23 Juni, atau selama 10 hari, terjadi 30 kecelakaan di Jalan Tol Cipali. Sebagian di antaranya menelan korban jiwa.
Menurut Kapolda Jabar Irjen Moechgiyarto, salah satu titik rawan kecelakaan adalah Km 94. Mayoritas kendaraan yang mengalami kecelakaan adalah kendaraan yang mengarah ke Cikampek.
Dilihat dari jenisnya, kecelakaan yang kerap terjadi di Cipali adalah tabrak belakang dan kecelakaan tunggal. Penyebab kecelakaan tunggal di antaranya adalah mengantuk dan menghindari hewan yang menyeberang di Jalan Tol Cipali.

Kami mohon share, dan like jika anda menyukai ulasan kami, bila ada yang ingin anda tanyakan silahkan tinggalkan pesan di menu komentar.
Terima Kasih.

1 Response to "Misteri Batu Raksasa Di Tol Cipali"

  1. Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
    Bonus Deposit Member Baru 100.000
    Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
    Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
    Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
    Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
    Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis

    ERTIGA POKER
    ERTIGA
    POKER ONLINE INDONESIA
    POKER ONLINE TERPERCAYA
    BANDAR POKER
    BANDAR POKER ONLINE
    BANDAR POKER TERBESAR
    SITUS POKER ONLINE
    POKER ONLINE


    ceritahiburandewasa

    MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
    KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
    CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT

    ReplyDelete

wdcfawqafwef